Bismillah...
Perkongsian sesuatu, semoga beroleh manfaat bersama, insyaAllah..
Ibnu Taimiyah berkata, "Jika masalah yang saya hadapi menemui jalan kebuntuan, maka saya akan beristighfar kepada Allah lebih kurang seribu kali, nescaya Allah akan membukakan jalan keluar."
Salah satu sebab ketenangan hati dan fikiran adalah beristighfar kepada Allah. Dengan beristighfar sesuatu yang tedinya dianggap mudharat, tetapi justeru mendatangkan manfaat. Setiap qada' (ketentuan) pada dasarnya baik, meskipun maksiat termasuk di dalamnya.
Dalam Al-Musnad karya Imam Ahmad disebutkan "Allah tidak menetapkan qada' bagi seseorang hambaNya, kecuali qada' itu baik baginya."
Ketika ditanyakan kepada Ibnu Taimiyah, "Meskipun (ketetapan itu) maksiat?", Ibnu Taimiyah menjawab, "Ya, jika maksiat itu disertai dengan taubat dan penyesalan, istighfar dan kesedaran."
Perkongsian sesuatu, semoga beroleh manfaat bersama, insyaAllah..
Ibnu Taimiyah berkata, "Jika masalah yang saya hadapi menemui jalan kebuntuan, maka saya akan beristighfar kepada Allah lebih kurang seribu kali, nescaya Allah akan membukakan jalan keluar."
Maka aku katakan kepada mereka, "Mohonlah ampun kepada Tuhan kalian, sesungguhnya Dia Maha Pengampun, nescaya Dia akan menurunkan hujan yang lebat kepada kalian." [An-Nahl, 16: 10 & 11]
Salah satu sebab ketenangan hati dan fikiran adalah beristighfar kepada Allah. Dengan beristighfar sesuatu yang tedinya dianggap mudharat, tetapi justeru mendatangkan manfaat. Setiap qada' (ketentuan) pada dasarnya baik, meskipun maksiat termasuk di dalamnya.
Dalam Al-Musnad karya Imam Ahmad disebutkan "Allah tidak menetapkan qada' bagi seseorang hambaNya, kecuali qada' itu baik baginya."
Ketika ditanyakan kepada Ibnu Taimiyah, "Meskipun (ketetapan itu) maksiat?", Ibnu Taimiyah menjawab, "Ya, jika maksiat itu disertai dengan taubat dan penyesalan, istighfar dan kesedaran."
Jika mereka menganiaya dirinya, mereka datang kepadamu (Muhammad, untuk menyatakan taubat), lalu mereka memohon ampun kepada Allah dan Rasul pun memohonkan ampun untuk mereka, tentulah mereka mendapati Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang. [An-Nisa', 4: 64]
Allahu a'la wa a'lam.
